Sebenarnya bukan hal yang aneh, melihat balita suka merebut mainan milik teman. Karena mereka belum mengenal konsep kepemilikan, sehingga masih berprinsip, ”Milikmu adalah Milikku!”. Meskipun mempunyai mainan yang mirip atau bahkan sama, tapi mereka selalu ingin memiliki apa yang sedang dinikmati oleh orang lain, karena bagi mereka ”rumput tetangga terlihat lebih hijau.” Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku tersebut adalah :
- Sifat egosentris. Pada usia balita, sifat egosentris masih melekat kuat dalam dirinya, dan belum bisa berempati pada orang lain.
- Model pengasuhan. Orangtua yang selalu memanjakan dan menuruti permintaan anaknya akan, membentuk karakter anak yang selalu minta dilayani dan dituruti. Jika orangtua tidak mengasahnya dengan sifat empati, maka karakter yang terbentuk adalah sifat egois dan menang sendiri.
- Mencari perhatian. Jika orang tua terlalu sibuk dengan urusannya, seringkali masalah anak menjadi terabaikan. Mereka baru akan menengok, jika ada masalah yang terjadi. Merebut mainan teman, bisa menjadi alasan seorang anak supaya diperhatikan oleh orangtuanya.
- Meniru. Anak melihat perilaku orang-orang di sekitarnya, terutama keluarga. Jika dia melihat perilaku orangtua, saudara, atau anggota keluarga yang lain yang terbiasa berebut makanan, remote TV, maupun kamar mandi, maka anakpun akan dengan cepat menirunya.
Jangan Biarkan!
Meskipun merebut mainan adalah wajar dilakukan oleh anak usia balita, namun orangtua tidak boleh membiarkannya. Jika dibiarkan, maka anak tidak akan merasa bahwa apa yang dilakukannya adalah perbuatan yang salah. Bisa-bisa dia akan kehilangan teman-temannya. Untuk mengatasinya, orang tua harus segera membantunya dengan :
- Ajarkan empati. Bicaralah mengenai perasaan dan keinginannya, ”Adik mau pinjam mainan Andi, ya?” Jangan mengambil paksa mainan yang sedang dia pegang. Berjuanglah supaya dia mau melepaskannya sendiri dan mengembalikan kepada pemiliknya. ”Kalau adik jadi Andi, seneng nggak kalau mainannya direbut?” Bicaralah dengan lemah lembut, hingga anak dengan besar hati mengembalikan mainan yang direbutnya.
- Ajarilah anak untuk menghormati kepemilikan. ”Mainan itu milik Andi, kita tidak boleh merebutnya kecuali dia meminjamkan.” Demikian juga, mintalah anak untuk menjaga barang yang dimilikinya
- Ajarilah anak meminta izin. Mintalah anak untuk berbicara dengan baik dan tidak memaksa, jika ingin meminta sesuatu.
- Sabar dan konsisten. Lakukan dengan penuh kesabaran dan tetap konsisten dengan nilai-nilai yang ingin Anda ajarkan.
- Jadilah contoh yang baik. Biasakan selalu minta izin saat meminta sesuatu pada orang lain, termasuk kepada si kecil, ”Dik, bolehkah mama pinjam pensilnya?”
Mengajarkan Berbagi
Anak yang terbiasa bermain sendiri, akan mengalami kesulitan jika harus berbagi pada orang lain. Oleh karena itu, berikan kesempatan kepada anak untuk bersosialisasi dengan teman-temannya, untuk melatih keterampilannya dalam bekerja sama dan berbagi. Wei Yin Wong, dalam Teaching Kids to Share, How to Encourage Sharing among Children, memberikan tips untuk mengajar anak supaya senang berbagi, yaitu :
- Bermain dengan teman-teman. Interaksi bersama teman-teman di taman maupun arena bermain akan mendorong anak untuk saling berbagi.
- Berbagi mainan. Tidak semua mainan harus dibagi dengan teman. Tunjukkan kepada anak, mana mainan yang bisa dibagi dan mana yang untuk dimainkan sendiri. Siapkan mainan yang bisa dibagi dengan teman-temannya, seperti building blocks, play dough, dan crayon.
- Biarkan anak menyelesaikan masalahnya. Selama tidak ada kekerasan, dan mengalami jalan buntu, bertahanlah untuk tidak ikut campur dalam urusan mereka. Mereka akan belajar berbagi dan bekerjasama dengan lebih baik, jika mereka dibiarkan menyelesaikan masalah sendiri.
- Berilah contoh aktivitas di rumah dengan menggunakan konsep berbagi, seperti menonton TV bersama, dan menyaksikan program favorit masing-masing, tanpa berebutan remote.
- Berikan konsekuensi yang layak. Jika anak mengulang-ulang perilaku merebut mainan teman, anda boleh memberikan konsekuensi. Tentu saja bukan hukuman fisik, melainkan dengan mengambil kesenangannya, seperti menghilangkan kesempatannya menonton kartun kesayangannya.
- Berikan apresiasi dengan melemparkan pujian saat anak menunjukkan sifat senang berbagi kepada teman.
Berbagi adalah keterampilan sosial yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan. Bantulah buah hati anda mencapainya dengan melatihnya sejak usia dini.
Share and Enjoy from Parents Guide Indonesia
No comments:
Post a Comment