Dr Howard Gardner, profesor bidang pendidikan di Harvard University Amerika Serikat mengembangkan sebuah teori tentang kecerdasan bahwa kecerdasan seseorang baik anak maupun dewasan bisa dilihat secara lebih menyeluruh tidak hanya sebatas kecerdasan linguistik (bahasa)
dan logika saja.
dan logika saja.
Gardner membagi kecerdasan kedalam 8 bagian (Yang kemudian belakangan Gardner menambahkannya dengan kecerdasan Spiritual)
1. Linguistic intelligence (Kecerdasan Bahasa)
2. Logical – mathematical intelligence (Kecerdasan logika-matematika)
3. Spatial intelligence (Kecerdasan visual-spasial)
4. Bodily-kinesthetic intelligence (Kecerdasan gerak tubuh)
5. Musical intelligence (Kecerdasan musikal)
6. Interpersonal intelligence (Kecerdasan interpersonal)
7. Intrapersonal intelligence (Kecerdasan Intrapersonal)
8. Naturalist intelligence (Kecerdasan natural)
9. Spiritual intelligence (Kecerdasan rohani)
Kecerdasan Linguistik (Kecerdasan Bahasa)
Kecerdasan Linguistik (Kecerdasan Bahasa)
Berkaitan erat dengan keterampilan dan persepsi mengelola kata dan bahasa. Bermula ketika anak mulai babbling yang kemudian dilanjutkan dengan mencoba mengucapkan kata diusia satu tahun. Kemudian kemampuan berbahasanya meningkat ditahun kedua usianya ketika ia mulai mengucap kalimat kalimat, menggunakan kata dengan tepat dan efektif.
Tahap perkembangan bicara anak usia balita
12 – 26 bulan (1 – 2 th)
Berbicara | Mengucapkan beberapa kata secara konsisten,tetapi sebagian besar bervariasi cara pengucapannya, jumlah kata terbatas. |
Bahasa | Dapat menggunakan satu kata untuk menyebut benda tertentu, dapat mengklasifikasi benda, dan dapat mengemukakan makna yang berhuungan dengan benda itu. Dapat menggucapkan kalimat yang terdiri dari dua kata |
Komunikasi | Menggunakan gerak tubuh untuk mengekspresikan keinginan |
27 – 30 bulan (2 – 2,5 tahun)
Berbicara & Bahasa | Mulai mengikuti atura tata bahasa secara konsisten. Mulai menggunakan Keterangan waktu seperti “kemarin”, “tadi”, kata ganti orang seperti “dia”, “kamu”, “mereka”. |
Komunikasi | Menanggapi lawan bicara dan terlibat dalam dialog singkat. Sudah dapat menggunakan istilah “di sini”, “di mana” untuk mengarahkan perhatian serta sudah dapat melaksanakan perintah |
31 – 34 bulan (2,5 – 3 tahun)
Berbicara | Mengartikulasi sebagian besar konsonan dengan baik (“r” dan “s”). Meniru kembali kata kata dengan pengucapan yang benar (termasuk bahasa asing) |
Bahasa | Melanjutkan bereksperimen dengan kalimat kalimat penjelasan. Mulai menggunakan kalimat negatif, kalimat tanya dan kalimat perintah. |
Komunikasi | Berusaha menjadi lawan bicara yang baik, menggunakan kalimat tanya jawab dan menggunakan variasi perumpamaan untuk mendapatkan benda atau pertolongan yang diinginkan. Dapat melaksanakan dua perintah sekaligus Anak usia ini juga sudah dapat menggunakan sudut pandang lawan bicaranya. Membaca dengan menggunakan objek gambar |
35 – 40 bulan(3 – 3,75 tahun)
Berbicara | Dapat mengurangi atau mempersingkat kata dan sekelompok konsonan (ny, ng, sy, dan lain-lain) |
Bahasa | Membuat kalimat tanya seperti pada orang dewasa, membuat kalimat yang rumit seperti, “iya ‘kan?”, “iya ngga, sih?”, “sudahkah?”, “maukah?”, “harusnya”, “mungkin’. Suka bereksperimen dengan kalimat kalimat yang dilontarkan (misalnya kalimat yang diserap dari tontonan atau buku) |
Komunikasi | Tampak memiliki kepedulian lebih baik pada aspek social pada saat berbicara pada orang lain,mulai bisa beradu argumentasi, menggunakan kalimat terbuka untuk memperpanjang percakapan. Membaca gambar dengan susunan kalimat yang benar. |
41 – 46 bulan (3,75 – 4,5 tahun)
Berbicara | Mengucapkan sekumpulan konsonan secara lebih menyatu, seperti pada kata “Praktis”, “Semprong”, “Semrawut”. |
Bahasa | Dapat menyusun kalimat dalam bentuk lampau. Misalnya, “Kemarin kemarinnya lagi aku lupa menyimpan sepatuku”. Anak usia ini juga sudah dapat membuat kalimat majemuk setara dan bertingkat menggunakan kata kalau, “Nanti kalau sudah banyak uang tabungannya, aku mau beli mobilan”. |
Komunikasi | Dapat menggunakan kata yang lebih sederhana ketika bicara dengan anak yang lebih kecil. Anak usia ini sudah dapat membicarakan perasaannya, misalnya “Aku jengkel sama dia, soalnya dia suka merebut mainanku.” |
Kegiatan kegiatan yang dapat menstimulasi kecerdasan linguistik :
Kegiatan ini dapat dilakukan mulai sejak bayi baru lahir. Cara menstimulasi dan berkomunikasinya bisa dilakukan dengan sangat sederhana, misal sambil menyentuh, ayah atau bunda bisa berkata “ini mata”, “ini hidung” atau “ini mulut kamu”. Meskipun bayi hanya mendengarkan tetapi sesungguhnya ia menyadari bahwa bunyi atau suara adalah sesuatu yang bermakna. Kemudian diusia 5-6 bulan bayi biasanya akan mencoba meniru bunyi bunyi yang didengarnya.
Membaca cerita atau mendongeng bisa dilakukan mulai usia berapa saja bahkan mulai sejak bayi sekalipun. Bunda atau ayah hanya tinggal memangku anak dan mulai membacakan cerita dari buku atau cerita yang dikarang sendiri.
To be continues part-2 Logical – mathematical intelligence (Kecerdasan logika-matematika)
Share and Enjoy from http://forenglishteachers.com
No comments:
Post a Comment