Hot News

" ** " *** " Success and Enjoy with The New School Year "

Monday, May 28, 2012

Tips Liburan dengan Anak Sakit

Anda dan pasangan boleh jadi sibuk bekerja demi memenuhi kebutuhan keluarga. Akan tetapi, jangan pernah lupa meluangkan waktu untuk berlibur, apalagi bersama anak. Berlibur bersama adalah waktu yang tepat untuk menjalin keakraban dengan seluruh anggota keluarga.

Namun demikian, tetap saja ada hal-hal yang harus diperhatikan. Apalagi jika anak menderita sakit tertentu yang bisa menimbulkan masalah di jalan jika Anda tidak mengambil tindakan preventif. Berikut adalah beberapa tips bepergian dengan anak yang menderita suatu penyakit.

Asma

Penjelasan: Asma terjadi ketika saluran napas mengalami penyempitan akibat rangsangan tertentu, misalnya debu, bulu binatang, asap, dan udara dingin. Reaksi yang terjadi tergantung dari parah tidaknya asma yang diderita. Umumnya, reaksi tersebut adalah berupa batuk, sesak napas, ataupun bengek (napas berbunyi).

Penanganan: Biasanya, serangan asma sifatnya sementara. Akan tetapi, tetap saja akan menginterupsi perjalanan wisata ketika kambuh. Untuk itu, Anda harus memastikan beberapa hal di bawah ini sebelum berwisata.
1.     Berkonsultasilah dengan dokter, kira-kira seminggu atau dua minggu sebelum berwisata. Ini diperlukan untuk mengantisipasi waktu jikalau Anda harus menyiapkan obat-obatan yang diperlukan selama perjalanan. Jangan lupa untuk meminta resep obat yang harus dibawa. Bila perlu, beberkan secara rinci mengenai area tujuan, lamanya waktu wisata, dan sebagainya. Paling tidak, dokter bisa menyarankan tindakan-tindakan preventif maupun reaktif ketika asma kambuh atau memburuk dalam perjalanan.
2.     Siapkan semua obat yang dibutuhkan secara lengkap. Kalau perlu, beli semua obat yang diperlukan, tentunya dengan mengecek terlebih dulu daftar obat yang telah diberi dokter.  
3.     Jika bepergian dengan pesawat, jangan simpan obat di bagasi. Bawalah obat tersebut di tas yang Anda bawa di dalam kabin pesawat.
4.     Catat daftar rumah sakit atau klinik rujukan serta nomor-nomor telepon penting yang ada di area tujuan wisata. Ini akan memudahkan Anda seandainya reaksi anak terhadap asma memburuk dan tak tertangani obat yang sudah dibawa.
5.     Jika asma yang diderita anak bisa kambuh akibat dipicu alergen yang berasal dari udara dingin, dan Anda kebetulan berwisata ke daerah dengan suhu rendah, siapkan pakaian yang hangat dan tebal.

Diare

Penjelasan: Saat mengalami diare, penderita akan sering buang air besar dalam kandungan air berlebihan. Diare bisa jadi merupakan gejala dari suatu penyakit, misalnya alergi terhadap produk susu (lactose intollerant), disentri atau kolera. Namun umumnya, kita mengenal diare sebagai penyakit yang disebabkan dari infeksi virus atau bakteri yang dapat terbawa oleh makanan yang tidak terjaga kebersihannya. Diare dapat berakibat fatal jika jumlah cairan tubuh yang keluar tidak diganti, sebab, penderita akan mengalami dehidrasi

Penanganan: Perjalanan wisata yang semula direncanakan sebagai media untuk mempererat keakraban antar keluarga bisa terganggu jika anak Anda menderita diare. Jika rencana berlibur sudah tak bisa dibatalkan, maka perhatikanlah hal-hal di bawah ini untuk meminimalisir keadaan yang tak diinginkan.
1.     Hindarkan anak dari jenis makanan yang bisa menstimulasi reaksi diare, seperti seafood, makanan mentah atau setengah matang, produk susu, makanan berlemak, makanan berserat tinggi ataupun makanan yang terlalu banyak mengandung gula. Jika memungkinan, siapkan bekal khusus untuk anak dari rumah. Dengan demikian, setidaknya anak tidak terkontaminasi dengan makanan dari luar.
2.     Jika tidak membawa bekal dan terpaksa makan di tengah perjalanan, pilih restoran, jangan warung pinggir jalan. Makanan yang disajikan dalam restoran biasanya lebih terjamin. Selain itu, tentunya restoran memiliki fasilitas untuk cuci tangan. anak Anda juga bisa mencuci tangannya dulu sebelum makan. Ini untuk mencegah infeksi bakteri yang ditimbulkan oleh tangan yang kotor.
3.     Cukupi kebutuhan air minum. Bisa dengan membawa persediaan dari rumah atau membeli air minum dalam botol di supermarket. Hal ini diperlukan karena penderita diare akan mengalami dehidrasi akibat kekurangan cairan dalam tubuh yang keluar lewat kotoran. Perlu diingat, jangan beri anak minuman yang bisa memicu reaksi diare seperti minuman bersoda atau jus buah dalam kemasan.
4.     Bawalah persediaan obat.
5.     Catat daftar rumah sakit atau klinik rujukan. Jika Anda tidak akrab dengan area wisata, Anda bisa minta bantuan pihak hotel untuk mencarikannya.
6.     Bawalah persediaan diapers (popok sekali buang) yang cukup. Setidaknya, hal ini bisa mencegah hal-hal yang tak diinginkan seandainya diare yang diderita anak kambuh.

Motion Sickness

Penjelasan: Mungkin telinga kita lebih akrab dengan istilah mabuk darat, mabuk laut, atau mabuk udara. Ketiganya termasuk ke dalam kategori motion sickness, yaitu suatu kondisi ketika seseorang mengalami pusing atau mual akibat berada dalam guncangan alat transportasi, entah itu mobil, kereta, kapal laut, atau pesawat. Hal ini disebabkan oleh konflik sinyal sensorik yang dikirim ke otak, yakni ketika bagian dalam telinga mendeteksi terjadinya gerakan, tapi mata tidak bisa melihat gerakan tersebut akibat pandangan yang hanya terfokus pada satu obyek. Perlu Anda ketahui, anak-anak dengan rentang usia 4 – 12 tahun tergolong sensitif terhadap motion sickness.

Penanganan: Gejala motion sickness bisa bervariasi, mulai dari yang ringan seperti sekedar sakit kepala, atau yang parah, misalnya muntah. Jika anak Anda ternyata mengalami motion sickness, perhatikan beberapa hal berikut ini agar anak bisa tetap menikmati perjalanan wisata.
1. Jangan biarkan anak membaca di dalam kendaraan. Ini untuk mencegah agar fokus mata anak tidak tertuju pada satu obyek saja. Sebagai gantinya, bawalah mainan favoritnya, atau minta anak mendengarkan musik kesukaannya dari MP3 Player.
2. Minta anak untuk menikmati pemandangan di luar jendela. Agar terasa lebih menyenangkan, jadikan kegiatan tersebut sebagai sebuah permainan ringan. Katakan, “Dek, kalau kamu bisa menemukan lima belas mobil Kijang warna merah kurang dari tiga menit, akan Mama beri hadiah.” Permainan sederhana ini sebenarnya membantu mata anak untuk melihat pemandangan secara menyeluruh. Hal ini bisa mengurangi risiko terjadinya motion sickness.
3. Jika perjalanan yang ditempuh cukup jauh dan dilakukan dengan mobil, sempatkan waktu untuk menghentikan perjalanan sejenak untuk menghirup udara segar. Lakukan hal ini beberapa kali, misalnya setiap dua jam.
4. Mintalah anak untuk tidur. Paling tidak, hal ini bisa mengurangi rasa pusing atau mual yang diderita.

Share and Enjoy from Parent Indonesia.com

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...