Saya orang tua dari Verdi (3G-K2). Saat ini usianya 4,5 tahun. Sejak bayi Verdi memang menunjukkan perkembangan yang sangat pesat diberbagai aspek dibandingkan dengan anak usianya. Mulai dari perkembangan motorik kasar, motorik halus, bahasa, sosial, emosi dan kemampuan kognitif lainnya. Hal ini juga yang membuat Verdi unggul di sekolahnya. Kalau pernah melihat Verdi pastinya juga percaya kalau dia usianya lebih dari yang sebenarnya. Hal ini juga yang membuat sekolahnya terdahulu memasukkan dia di kelompok usia yang lebih tinggi. Dan memang Verdi bisa menunjukkan hasil yang baik.
Tapi di sekolah ini, ketika Verdi hendak melanjutkan pendidikannya, pihak sekolah sudah memberikan banyak arahan dan masukkan untuk kami, orangtuanya. Mengenai kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi oleh Verdi maupun kami di kemudian hari, beban-beban dan pengalaman buruk yang mungkin akan Verdi hadapi. Kami sangat sempat bimbang, sehingga kami memutuskan untuk membawanya ke psikolog untuk mengetahui apa pendapat ahli. Hasil dari psikolog memang terlihat Verdi memiliki kemampuan di atas rata-rata. Namun psikolog pun menyarankan untuk lebih rutin mengamati perkembangan Verdi, karena semua yang diungkapkan oleh sekolah itu benar dan bisa terjadi.
Akhirnya karena melihat antusiasme dari Verdi untuk terus belajar, sifat baik dan penurut Verdi, kami memutuskan untuk meneruskan kelas Verdi di sekolah ini (di sekolah lama dia lompat tingkat, di sekolah ini meneruskan K2/TKB). Poin yang sangat kami hargai dari sekolah ini adalah mereka mencoba memberikan masukan dan arahan namun juga mau membantu orang tua yang agak “plin-plan” seperti saya. Tentunya ekstra kerjaan untuk para guru di sini.
Kami masih kuatir sebenarnya dengan masa depan Verdi. Takut kalau disuatu situasi tertentu dia memang belum matang secara emosi, karena toh memang usianya masih belum cukup untuk berada di situasi itu. Takut kalau Verdi akan memberontak keras karena merasa tertekan akan beban dia di kelas tertentu di SD/SMP/SMA nya nanti. Takut kalau Verdi akan menjadi bulan-bulanan teman-teman sekelasnya yang memang usianya lebih besar dari dia. Takut kalau Verdi akan menjadi depresi dan menyerah. Takut kalau Verdi akan membuat masalah di kelas SD/SMP/SMA karena sifat kekanak-kanakan yang baru muncul belakangan. Dan masih banyak lagi ketakutan kami.
Ketakutan kami bukan tanpa alasan, karena banyak contoh yang kami lihat dan dengar tentang anak yang lompat kelas. Sekali lagi kami menguatkan hati untuk meneruskan level kelas Verdi. Karena kami juga tidak mau Verdi menjadi “down” kalau dia tidak naik level.
Tapi ternyata kesulitan banyak datang belakangan. Saat ini kami keliling Jakarta Barat, Ancol, Pluit, Puri, sampai ke BSD untuk mencari sekolah yang bisa menerima Verdi di SD nanti. Pengalaman kami, banyak sekolah yang pertama bertanya bulan dan tahun kelahiran Verdi kemudian langsung menolak, tanpa bertanya apapun sebelumnya. Ada beberapa sekolah yang meminta uang besar untuk melakukan test terhadap Verdi. Tapi juga tidak ada jaminan kalau sekolah akan membantu kesulitan yang Verdi akan alami nantinya, karena mereka Cuma bilang apa yang akan terjadi nanti ya terjadilah. Ada sekolah yang sangat baik seperti sekolah kita ini, memberikan arahan, pengamatan, pengalaman, dan masukan-masukan untuk menjadi pertimbangan kami. Tapi letaknya sangat jauh.
Dari 15 sekolah yang kami kunjungi, 8 sekolah menolak karena usia, 2 sekolah menyatakan Verdi lulus tes tapi usia tidak memenuhi syarat, 2 sekolah meminta bayaran tinggi untuk melakukan test dan observasi (tapi kelihatan hanya mencari murid dan uang saja), 2 sekolah menerima tapi letaknya jauh dan mahal sekali, 1 sekolah masih melakukan observasi dan diskusi dengan kami. Tapi untuk yang satu ini pun Verdi merasa keberatan karena perjalanan yang jauh. Bahkan pihak sekolah pun memberikan pandangan bahwa letak sekolah yang jauh atau lamanya perjalanan menuju sekolah maupun dari sekolah ke rumah akan sangat mempengaruhi kondisi anak. Bahkan lebih jauh lagi akan mempengaruhi kondisi keluarga serumah.
Alasan beberapa sekolah menolak karena usia yang kurang, tepat seperti apa yang pernah sekolah ini sampaikan pada saya. Dan apa yang psikolog pernah sampaikan pada saya juga. Tapi ada juga sekolah yang alasannya hanya karena peraturan pemerintah. Hmm... tidak jelas juga.
Dari hasil pengamatan kami, sekolah yang mudah menerima biasanya karena mereka memang lebih mementingkan aspek akademis anak saja. Jadi kalau anaknya memang mampu membaca, menulis dan berhitung itu sudah cukup. Padahal kami yakin banyak hal diluar daripada itu yang harus diperhatikan. Dan lagi biasanya uang sekolahnya mahal luar biasa.
Sampai saat ini kami belum menemukan sekolah yang benar-benar tepat untuk Verdi. Sekolah yang bisa mendidik anak kami bukan hanya dari segi akademik saja, ataupun kemewahan akan fasilitas sekolah, tapi yang benar-benar peduli dan membangun pribadi anak kami dengan baik. Verdi sendiri bilang kalau dia mau sekolah di sini saja, mungkin tahun depan sudah ada SD-nya. Ya semoga sayang. Kami tidak boleh melihat kebelakang lagi, tapi mohon doakan kami menemukan yang terbaik.
Semoga sharing ini bisa membantu orang tua-orang tua lain yang merasa anaknya bisa untuk selesai sekolah lebih cepat, supaya tidak mengalami kesulitan seperti yang kami alami ini. Kalau boleh menyarankan, biarkan anak unggul menjadi unggul pada usianya, daripada hanya unggul usia. Perkembangan anak itu banyak sekali, bukan hanya di akademik (bahasa, matematika dan science), biar anak kita eksplorasi lebih jauh untuk perkembangan segala aspek hidupnya.
Salam,
Orang Tua Verdi (3G-K2)
No comments:
Post a Comment